Sejarah Matcha

#100haribelajarteh H-14

Semakin banyak membaca tentang matcha, ternyata matcha memiliki sejarah yang masih berhubungan dengan China. Namun, Jepang memiliki cara tersendiri untuk membuat minuman teh hijau ini menjadi lebih berkhasiat dengan metodenya sendiri.

Gimana sih sejarahnya?

(sumber: unsplash/Jason Leung)

1. Defini matcha

Sebelum mengetahui sejarah matcha, yuk kenalan dulu dengan matcha. 

Matcha berasal dari dua kata yaitu matsu yang berarti menggosok, mengecat atau mencoret dan kata kedua adalah cha yang berarti teh. Matcha sendiri adalah minuman teh yang terbuat dari daun Camellia Sinensis dan sudah dilakukan penggilingan menjadi bubuk.

Dalam pembuatannya, matcha melalui proses panjang. Hal yang perlu diperhatikan pertama kali adalah proses penaungan beberapa minggu sebelum dipetik. Penaungan ini dilakukan untuk mendapatkan kandungan klorofil yang tinggi. 

Dilanjutkan dengan proses pemetikan, dimana hanya 2-3 daun teratas yang dipetik untuk membuat matcha. Daun tersebut kemudian dikukus untuk menghentikan oksidasi lalu dibuang bagian urat dan batangnya. Setelah dikeringkan barulah digiling dengan penggilingan batu hingga menjadi bubuk. 

Proses yang panjang inilah yang membuat matcha harganya lebih mahal dibandingkan teh lainnya. Lalu, bagaimana sih matcha ditemukan?

(sumber: unpslash/Motoki Tonn)

2. Sejarah matcha

Teh hijau terlebih dulu populer di China atau Tiongkok pada masa Dinasti Tang sekitar abad ke-7 hingga ke-10. Saat itu daun teh yang sudah dikukus, dibentuk menjadi seperti batu bata dengan tujuan agar mudah diangkut atau dibawa.

Untuk menikmatinya, daun teh yang berbentuk batu bata tersebut kemudian dipotong sebagian lalu dipanggang dan dihancurkan terlebih dahulu. Hasil daun teh yang hancur tadi, dicampur dengan air dan garam lalu diminum.

Praktik pembuatan tersebut kemudian diterapkan oleh para biksu zen yang belajar agama Budha di Tiongkok. Biksu tersebut bernama Myoan Eisai yang kembali ke Jepang pada tahun 1191. 

Eisai merasa bahwa teh hijau dapat membantunya dalam meditasi. Seduhan teh memberikan kewaspadaan dalam ketenangan. Bahkan bisa mencapai pencerahan itu sendiri. 

Tak hanya ilmu, Biksu Eisei juga membawa benih tanaman teh untuk ditanam di halaman kuil di Kyota. Tempat tersebut merupakan kediaman dari Shogun Kamakuro. Saat itu produksi matcha dilakukan sangat terbatas karena matcha dianggap sebagai simbol kemewahan sehingga hanya bisa dinikmati oleh para biksu dan bangsawan kelas atas.

Berkembangnya zaman, para pengikut Biksu Eisei melakukan pengembangan metode budidaya baru. Metode baru tersebut adalah dengan menanam tanaman teh di tempat yang teduh. Saat itu tujuannya cuma satu yaitu meningkatkan khasiat teh untuk kesehatan. 

Metode tersebut ternyata terbukti. Dalam sebuah penelitian menyebutkan bahwa penanaman tumbuhan teh di tempat teduh membuat produksi klorofil jadi lebih tinggi. Dimana klorofil memiliki banyak senyawa yang baik untuk kesehatan tubuh.

Bukan sekedar minuman, matcha juga bagian dari tradisi dari bangsa Jepang. Selain itu, matcha telah menjadi 'wajah' dari minuman asal Jepang yang mendunia.



Sumber
  • https://www.britannica.com/topic/tea-ceremony
  • https://www.matchaful.com/pages/the-history-of-matcha?srsltid=AfmBOoqlPFab9TrZHAjyd0BFabeteGCxDosmS6Paf37oociFUpxg8diV
  • https://moyamatcha.com/en/moya-matcha/history-of-matcha/?srsltid=AfmBOooeLBhrnC6XIbYL3vjrGDRhgxU3p5ROcK8qrkJaosYD8Ejl1c4o

Komentar

Postingan Populer