Mindfullness dalam kata Bismillah
Mungkin ini menjadi tulisan pertama yang merupakan refleksi diri dalam kehidupan. Saat saya 'sumpek' dengan kehidupan saya bertemu dengan istilah meaningful atau mindfullness. Kurang lebih istilah itu berkaitan dengan kesadaran atas apa yang dilakukan, didengar bahkan disentuh. Setelah menjalaninya, hidup memang terasa lebih 'enteng' walaupun hal itu tak bertahan lama alias butuh waktu untuk menjadi kebiasaan.
Pertemuan dengan mindfullness berasal dari melihat aktris Marissa Anita yang secara ajaib bisa membuat hati terasa adem. Karena senang melihat wajahnya, rasa ingin mengenal lebih jauh timbul hingga bertemu dengan YouTubenya yang berjudul Greatmind. Terpancar jelas di wajahnya, ia telah mindfullness dalam menjalani hidup.
Semakin lama menjelaskan penjelasannya, terasa nyaman tapi juga keraguan muncul dengan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin konyol.
Apakah praktik ini benar adanya?
Apakah praktik ini diperbolehkan dalam agama?
Sependek pengetahuan dan pengalaman saya dalam beragama, setiap perilaku harus mengatasnamakanNya. Sedangkan mindfullness menitik beratkan pada apa yang kita lakukan tanpa embel-embel kebesaranNya. Walaupun begitu, saya terus belajar untuk mindfullness karena saya bisa dikatakan butuh.
Lambat laun belajar, akhirnya pertanyaan apakah praktik ini diperbolehkan agama terjawab sudah. Temuan saya, yang berarti merupakan perjalanan spiritual saya menemukan bahwa mindfullness ada pada aktifitas niat. Serta biasanya diucapkan dalam kata 'Bismillah'.
Entah magis apa yang ada dalam kata tersebut, setiap saya berniat melakukan sesuatu dengan menyematkan kata Bismillah timbul kesadaran. Misalnya saja saat mencuci piring, sering kali kegiatan rutin ini membuat saya melamun alias tidak mindfullness. Gosok-gosok, ambil sabun cuci, bilas dan meletakkannya dalam rak piring.
Kegiatan itu terasa otomatis saja dilakukan dengan tangan saya. Tak ada kesadaran. Kalau disuruh menjawab tadi saya mencuci berapa piring, warna piringnya apa, apa ada gelas juga dan lain sebagainya, sudah pasti saya tidak bisa menjawab.
Namun hasil berkebalikan kegita saya membaca Bismillah. Rasanya ada niat dalam hati yang menyatakan saya cuci piring. Saya rasakan sentuhan pada piring, bisa merasakan airnya dingin atau agak panas, sadar sabun cucinya cukup atau tidak dan lain sebagainya.
Tentu saja, ini perjalanan spiritual saya dalam menemukan 'kesadaran' saya dalam melakukan sesuatu.
Bagaimana dengan mindfullnessmu?
Komentar
Posting Komentar